Memperpanjang Usia
Suatu saat nanti setiap kita akan hilang dalam tumpukan tanah yang menimbun, mau ataupun tidak, cepat ataupun lambat proses itu akan nyata adanya.
Hidup setiap indifidu memiliki liku dan ritme unik yang kadang tak tertebak dan sering melejit-lejit menyentak. Seteratur atau semengejutkan apapun alur yang kita punya, ia akan sontak terhenti saat ajal sudah berpamit dari raga. Jika nyawa telah berpulang, jasad tinggal seonggok daging yang harus segera dikuburkan.
Saat ruh berpisah dari jasad saat itulah usia terhenti. Tak ada transaksi yang menawarkan untuk mengembalikan kehidupan di bumi yang kedua kali. Saat itu pulalah nasib orang akan berbeda-beda, ada yang namanya ikut terkubur bersamaan terkuburnya jasad. Namun adapula yang meski jasadnya terkubur namun namanya tetap “hidup”.
Sebagian orang namanya tetap hidup karena memang sejarah menuliskan atas jasa besarnya, sebaliknya ada yang namanya terkubur bersama jasadnya tersebab peran yang kurang besar dalam tolak ukur sejarah, adapula yang meski namanya tak terekam dalam sejarah namun ia berhasil menulis sejarahnya sendiri dalam goresan aksara. Maka akan menjadi luar biasa saat kita bisa menggabungkan keduanya. Buatlah sejarah mencatat nama baik kita dan mengabadikannya, sedang di sisi lain kita terus merekam sendiri jejak-jejak yang telah kita ciptakan dan buah fikiran yang perlu disebar luaskan dalam sajian tulisan yang kita torehkan.
Menulis, ya menulis adalah salah satu cara kita untuk memperpanjang usia setelah ruh terpisah dari raga.
Menulislah, maka hidupmu akan terekam!
Menulislah, maka darinya pahala akan terus teralirkan!
Menulislah, maka idemu akan tetap berjalan!
Menulislah, maka fikiranmu akan tetap dimanfaatkan!
Menulislah, maka namamu akan tetap hidup dan terabadikan!
Menulislah dan ambil pelajaran dari apa yang sudah kita lalui, pengalaman terlalu murah jika hanya untuk dinikmati sendiri. Menulislah dan rekamlah jejakmu, abadikan setiap langkahnya.
Menulislah, sekalipun usia jasadmu terbatas namun usia namamu akan panjang dan tak lekang, serta fikiranmu akan tetap dinikmati tanpa ada kata basi.
Amar Ma'ruf Abdul Aziz
Kairo, Jum'at 20/03/2015
2 komentar:
"...Buatlah sejarah mencatat nama baik kita dan mengabadikannya, sedang di sisi lain kita terus merekam sendiri jejak-jejak yang telah kita ciptakan dan buah fikiran yang perlu disebar luaskan dalam sajian tulisan yang kita torehkan."
Keren nih, bermanfaat (y)
Btw disini ada kolom "Trafelling". Yang benernya "Travelling" :)
Syukron. Semoga hidup kita bisa terus memberi manfaat, Rahmah.
Hoho, gitu... oke, sip, syukron masukannya ini. :)
Posting Komentar