Ambil Sebab Sebelum Berserah
Semua sudah ada yang menggariskan dan tugas kita adalah mengambil "sebab" atas apa yang kita inginkan, setelahnya urusan yang di atas.
Bertumpu pada garisan karena yakin sudah ada yang menggariskan pun tidak tepat, kita tetap punya peran dan dituntut andil dalam mewujudkannya.
Kita bisa mengambil ibroh dari kisah wanita suci sayidah Maryam, bagaimana ketika melahirkan nabi Isa As. Sambil bersandar di pohon kurma, ditengah sakit yang begitu hebat dan lemah yang luar biasa, Allah firmankan padanya;
"ﻭﻫﺰﻱ ﺇﻟﻴﻚ ﺑﺠﺬﻉ ﺍﻟﻨﺨﻠﺔ ﺗﺴﺎﻗﻂ ﻋﻠﻴﻚ ﺭﻃﺒﺎ ﺟﻨﻴﺎ"
[Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menggugurkan buah yang masak kepadamu]
Di sini Allah memerintahkan sayidah Maryam untuk menggoyang pohon kurma. Kalau kita nalar gunakan akal kita yang pendek tentu sangat susah diterima, bagaimana mungkin bisa menggoyang pohon kurma apalagi sampai menjatuhkan buahnya sedangkan pohon kurma itu bukan pohon yang kecil, apalagi keadaan sayidah Maryam sedang menahan sakit yang hebat dan lemah yang luar biasa menjelang kelahiran.
Sebenarnya mudah saja bagi Allah swt. hanya sekedar menjatuhkan buah kurma, tapi di sini Allah swt. memerintahkan sayidah Maryam untuk melakukan usaha sebagai "sebab" untuk jatuhnya buah kurma.
"Sebab" jatuhnya buah kurma sudah pasti Allah yang berperan, terlebih keadaan sayidah Maryam yang begitu lemah untuk bisa merontokkan buah kurma. Tapi sayidah Maryam tetap diperintahkan untuk melakukan "sebab" itu.
Ya, kita dituntut untuk berperan dalam membuahkan hasil, melakukan hal-hal yang bisa menjadi sebab tercapainya suatu keinginan.
Kita harus yakin dengan "Roob-ul Asbab" (maha pengatur sebab musabab). mungkin yang kita lakukan hanya kecil tapi bisa jadi itulah yang menjadi "sebab" terkabulnya keinginan karena "Roob-ul Asbab" lah yang punya peran utama. Tentu dengan usaha yang maksimalis, dan terus merayu "Robb-ul Asbab" untuk memainkan peran terbaiknya-Nya.
Amar Aziz, Kairo 7 Juni 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar